Ibukota Indonesia – Perkembangan teknologi pada tahun 2025 semakin pesat dan juga inovatif, di antaranya penyelenggaraan smartphone yang sekarang ini semakin luas di dalam bervariasi kalangan. Tidak heran berbagai produsen menawarkan bermacam pilihan smartphone dengan spesifikasi canggih dan juga desain modern.
Meski begitu, kemajuan teknologi ini juga masih diiringi munculnya beragam mitos serta rumor yang digunakan kerap menghasilkan pengguna khawatir terhadap hal-hal mudah yang mana sebenarnya tidak ada berbahaya.
Lalu, apa semata fakta di dalam balik mitos seputar smartphone yang masih dipercaya banyak penduduk hingga tahun 2025? Berikut beberapa mitos yang mana sudah dihimpun dari beraneka sumber.
Mitos smartphone yang masih banyak dipercaya dalam tahun 2025
1. Sinyal smartphone lemah lantaran cuaca
Banyak pemukim percaya bahwa cuaca berubah menjadi pemicu utama lemahnya sinyal smartphone. Namun, menurut Federal Communications Commission (FCC), sinyal smartphone bekerja pada tingkat kejadian yang digunakan relatif tahan terhadap hujan, baik ringan maupun lebat. Gangguan sinyal biasanya berjalan lantaran jaringan satelit atau sinyal microwave, bukanlah oleh sebab itu situasi cuaca.
2. Baterai harus diisi penuh
Banyak yang tersebut beranggapan bahwa penyimpan daya smartphone harus diisi hingga penuh sebelum digunakan. Faktanya, mitos ini telah tidaklah relevan di era smartphone 2025. Baterai modern, seperti Li-Ion juga Li-Po, tidak ada memiliki efek memori seperti akumulator lama, sehingga pengisian tidak ada harus terus-menerus penuh juga kekal aman digunakan.
3. Mematikan bluetooth agar sinyal stabil
Beberapa pemukim meyakini mematikan Bluetooth dapat menciptakan sinyal seluler lebih lanjut stabil. Padahal, Bluetooth juga jaringan seluler bekerja pada tingkat kejadian berbeda. Bluetooth beroperasi pada 2,4 GHz (sama seperti Wi-Fi), sedangkan sinyal seluler berada pada spektrum lebih besar lebih tinggi seperti 4G dan juga 5G. Jadi, mematikan Bluetooth tak berpengaruh pada kestabilan sinyal smartphone.
4. Kapasitas akumulator besar memproduksi smartphone lebih awet
Anggapan bahwa elemen penyimpan daya berkapasitas besar menimbulkan smartphone awet ternyata keliru. Daya tahan smartphone dipengaruhi sejumlah komponen lain, seperti prosesor, kecerahan layar, lalu software. Kapasitas penyimpan daya hanyalah salah satu komponen, tidak penentu utama umur pakai smartphone.
5. Mengangkat smartphone untuk mencari sinyal
Mitos ini masih kerap dijumpai di dalam bermacam daerah, khususnya di lokasi yang tersebut terpencil dari menara atau satelit. Namun, smartphone modern sudah ada dirancang canggih sehingga kedudukan lebih tinggi atau rendah bukan mempengaruhi penerimaan sinyal. Satu-satunya pengecualian adalah saat berada di area ekstrem, seperti pada bawah tanah atau ruang tertutup.
6. Performa smartphone dipengaruhi besaran RAM
Sering terdengar bahwa RAM besar menciptakan smartphone lebih cepat. Faktanya, kecepatan smartphone tidak ditentukan semata-mata oleh kapasitas RAM. RAM belaka berperan pada waktu melakukan multitasking dengan berbagai aplikasi. Kinerjanya lebih besar dipengaruhi oleh optimasi software kemudian spesifikasi prosesor, bukanlah ukuran RAM semata.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI di dalam laman web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.
Artikel ini disadur dari Fakta di balik mitos smartphone yang masih beredar tahun 2025